Vina kembali meneguk cappucino lattenya, kemudian ia kembali
asik tenggelam dalam bacaannya. Akhir-akhir ini dia senang sekali pergi ke
gerai kopi, berdiam di sana, dan menghabiskan hari dengan bacaan-bacaannya.
Liburan
kuliah memang sedikit membosankan. Di sisi lain, kehadiran Rio yang secara tiba-tiba di
hatinya membuat liburannya semakin membosankan.
Vina lelah dengan hatinya.
“Vin... tidak
semua perlakukan lelaki itu menunjukkan kalau dia menyukaimu, kamu terlalu
melebih-lebihkan. Kamu terlalu mengartikannya lebih”.
Lena sudah berkali-kali memperingatkan Vina tentang Rio. Vina tau teori itu, dia bahkan sangat sadar dengan teori
itu. Tapi nyatanya, hati tidak sejalan dengan logika. Hati bahkan terlalu
egois, dia ingin menang sendiri. Memenangkan keinginannya.
“Terserah kamu Vin, aku sudah mengingatkanmu”.
“iya Lena.. terimakasih sudah mengingatkanku”
Vina kembali tenggelam, tapi tidak ke dalam bacaannya. Ia tenggelam
dengan lamunanannya yang mulai meragukan harapannya.
0 komentar:
Posting Komentar
komentar itu memabangun :)
terimakasih kunjungannya...