topbella

Jumat, 10 Januari 2014

Tentang Hujan


Hujan punya cerita. disetiap tetesannya ada pesan yang ingin disampaikan. Ada pesan kesedihan, kebahagiaan, penyesalan, dan cinta. Aku menyukai kata terakhir, aku menyukai saat-saat hujan mengirimkan pesan cinta. Aku tidak perlu berkata apa-apa, karena hujan telah menjelaskan segalanya.

***

Aku benci hujan. Setiap kali turun ia selalu mengingatkanku akan luka. Hujan hanya membuat bising telinga. Membuat badan menggigil. Dan membuat luka semakin lama untuk disembuhkan. Karena hujan membuat aku semakin mengingatmu.

 

Kamis, 09 Januari 2014

Too Much



Vina kembali meneguk cappucino lattenya, kemudian ia kembali asik tenggelam dalam bacaannya. Akhir-akhir ini dia senang sekali pergi ke gerai kopi, berdiam di sana, dan menghabiskan hari dengan bacaan-bacaannya. 

Liburan kuliah memang sedikit membosankan. Di sisi lain, kehadiran Rio yang secara tiba-tiba di hatinya membuat liburannya semakin  membosankan. Vina lelah dengan hatinya.

“Vin... tidak semua perlakukan lelaki itu menunjukkan kalau dia menyukaimu, kamu terlalu melebih-lebihkan. Kamu terlalu mengartikannya lebih”

Lena sudah berkali-kali memperingatkan Vina tentang Rio. Vina tau teori itu, dia bahkan sangat sadar dengan teori itu. Tapi nyatanya, hati tidak sejalan dengan logika. Hati bahkan terlalu egois, dia ingin menang sendiri. Memenangkan keinginannya.

“Terserah kamu Vin, aku sudah mengingatkanmu”.

“iya Lena.. terimakasih sudah mengingatkanku”

Vina kembali tenggelam, tapi tidak ke dalam bacaannya. Ia tenggelam dengan lamunanannya yang mulai meragukan harapannya.

Rabu, 08 Januari 2014

I Think So

H : You just like him
M : no, I'm not

***

H : You just like Him
M : Yes, I think so. But I would not say anything, I will do something to let him know that I love him

Ternyata Dia



Pertemuan singkat. Hanya beberapa detik saja. Entah angin apa yang membuatku bisa tahu bahwa itu adalah kamu. Seseorang yang sama sekali tidak aku kenali. Perasaan ini lama, lama dan semakin lama bertumbuh. Ia tidak bisa kompromi dengan keadaanku.

***

“Ma.... dia seperti apa rupanya?”

“siapa?”

“itu.. seseorang yang datang beberapa detik sebelum perbanku dibuka”

“sayaang.. sudah mama jawab beberapa kali kan kalau mama ngga tau. Kan mama ngga ada di kamar kamu waktu itu. Lagian yang ada di rumah sakit cuma mama, ngga ada yang lain”

Bertanya sama mama benar-benar membuatku frustasi, aku yakin seyakin-yakinnya bahwa ada orang di sampingku. Mengusap lembut kepalaku. Dan hilang.

Perasaan ini benar-benar menyiksa. Sama sekali tidak mengenal bahkan melihat seseorang yang membuat kita tidak bisa tidur itu membuat aku tidak bisa konsentrasi.

Aku harus kembali kerutinitas. Kembali ke perantauan meninggalkan mama dan papa. Hidup mandiri di negeri orang.
Hari pertama kuliah, setelah kecelakaan yang menimpaku sebulan yang lalu aku lalui dengan semangat yang menurun. Padahal semua teman sekelasku menyambut riang kedatanganku. tapi, rasanya ada sesuatu yang “kurang”.

“apa...? kamu suka sama orang yang ngusap kepala kamu? Oh no.. Aira, teori apa yang bisa menjelaskan itu?”

“Din...ngga usah terlalu serius gitu lah. Ga harus semuanya dijelaskan dengan teori kan? Iini maslah hati. Hati orang itu beda-beda”

“oh good, lo tau ngga. Baru pertama gue nemuin kasus seseorang yang mencintai lewat usapan kepala. Berarti lo bisa jatuh cinta sama bokap lo dong, yang setiap hari ngusap kepala lo”

“Dinda... udah ah, males deh gue cerita sama lo. Gue kan cerita buat didengerin, bukan buat dinasehatin”

Selalu saja. Memangnya aneh? Salah gitu? Kamu. Aku tahu kamu itu memang ada, entah siapa kamu, yang jelas, aku merasa sangat familiar dengan sentuhan itu. 

***

Ada banyak hal yang bisa aku lakukan hari ini. Jarang sekali ada waktu luang, biasanya jadwal kuliah, rapat, diskusi, penelitian dan sebaginya membuatku kehabisan waktu untuk istrihat atau sekedar nonton film kesukaanku. Hari ini aku akan menghabiskan stock film yang masih tersedia di kosan. Hahaha dengan raut muka yang sangat puas, aku pulang. Tapi rencana tinggal hanya rencana.

“stock film gue kemana? Iih... siapa yang minjem nih. Ngga ngomong-ngomong dulu”

“oh.. sekarang kalau minjem dvd lo musti ijin dulu ya? Hehe”

“Deza??? Aaaa.... lo kok di sini sih? Kemana aja? Ngga ada kabar”

“Lo tuh yang kemana aja? Udah sembuh neng? Makanya ati-ati, jalan tuh jangan celingak celinguk kebiasaan deh..”

“haha lo tau aja. Alhamduillah. Lagi masa pemulihan. Eh eh.. apa kabar? Kangen deh”

“Alhamdulillah... gue juga kangen neng. Hehe gue tu kemaren sempet ke rumah sakit nengokin lo. Tapi...”

“ha? Lo ke rumah sakit? Terus ngeliat gue?”

“hehe iya.. tapi gue takut Ai”

“takut kenapa?"

“takut, soalnya muka lo kan serem banget, pake diperban-perban”

“dasar lo yaa nyebelin banget”

Deza... teman masa kecil yang luar biasa. Saat masih ingusan, lari-larian, berantem-beranteman. Deza... ternyata dia.

About Me

Foto Saya
hafda putri hibatul wahdini
muslim, hafda, minang, psikologi, indonesia :)
Lihat profil lengkapku